Prodi Teknik Sipil UBL Kenalkan Inovasi Perkerasan Lentur Menggunakan Wire Mesh Kepada Mahasiswa

Bandarlampung,- (BN.Net) Program Studi Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung (UBL) berikan wawasan dan pemahaman mengenai inovasi terbaru kepada mahasiswanya melalui kegiatan kuliah umum. Kuliah umum yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kemampuan dan menunjang ilmu yang sudah didapatkan di kampus ini bertajuk “Inovasi Perkerasan Lentur Menggunakan Wire Mesh” dan berlangsung di Innovation Center UBL pada Jumat (25/10/2024).

Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UBL, Enrico Cantona menyampaikan lebih lanjut tentang kegiatan ini. “Pemahaman inovasi perkerasan lentur menggunakan Mesh didapatkan dalam materi kuliah umum dari Dr. Ir Romaynoor Ismy, MT.,IPM.,ASEAN.Eng. Beliau adalah spesialis dalam bidang transportasi dan bangunan gedung. Beliau juga Dekan Fakultas Teknik dari Universitas Almuslim, Bireuen, Aceh,” terangnya, Senin (28/10/2024).

“Sebagai mahasiswa prodi Teknik Sipil kita harus bisa memahami dan mengenal lebih jauh tentang ilmu keteknik-sipilan yang mulai berkembang seiring era globalisasi guna menjadi generasi penerus yang sigap tentang kemajuan teknologi pembangunan. Khususnya untuk lebih mengenal teknologi baru perkerasan lentur jalan aspal menggunakan Wire Mesh dan banyak juga materi lainnya tentang bidang transportasi tentunya,”jelas Enrico.

Dalam kuliah umum yang dimoderatori oleh dosen Teknik Sipil UBL, Aditya Mahatidanar Hidayat, Ph.D yang juga ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Lampung dijelaskan bagaimana materi Asphalt Mesh merupakan lapis Wire Mesh sebagai inovasi perkuatan struktur campuran aspal panas. Menurut Dr Romaynoor, ada 4 jenis pemodelan penempatan lapisan Wire Mesh dengan tinggi 60 mm, antara lain; Campuran aspal panas tanpa lapisan Wire Mesh (sebagai standar pembanding); Campuran aspal panas dengan menggunakan lapisan Wire Mesh 20 mm permukaan benda uji; Lalu, Campuran aspal panas dengan menggunakan lapisan wire mesh 30 mm permukaan benda uji; Dan, campuran aspal panas dengan menggunakan lapisan Wire Mesh 20 mm dasar benda uji.

BACA JUGA:  Dukung Kemajuan Sekolah, Alumni SMPN 17 Akan Gelar Milad dan Reuni Akbar

“Dari keempat jenis model perancangan ditemukan bahwa campuran aspal panas dengan lapisan Wire Mesh ditempatkan 30 mm dari permukaan spesimen adalah model terbaik untuk besaran waktu proses pemulihan kembali ke bentuk semula (recoverable) adalah 34 – 36 Detik,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Dr. Romaynoor, ingin menekankan kepada mahasiswa Teknik Sipil UBL untuk pentingnya menggunakan lapis Wire Mesh pada campuran aspal panas sebagai perkuatan. Karena, penggunaan lapisan wire mesh pada campuran aspal panas meningkatkan kuat lentur. “Jadi mahasiswa harus berinovasi kedepannya seperti saat ini dapat inovasi mengenai perkerasan lentur menggunakan Wire Mesh,” tambah Dr. Romaynoor.

Lebih rinci, Dr Romaynoor juga memaparkan inovasi teknologi perkuatan struktur aspal panas menggunakan Wire Mesh, yang disebut Asphalt Mesh yang bertujuan untuk memperpanjang usia dan meningkatkan kekuatan struktur jalan raya. Dr. Romaynoor memaparkan memanfaatkan penerapan Asphalt Mesh yang dapat menahan retakan deformasi pada permukaan jalan. Sehingga, lebih cocok diaplikasikan di berbagai kondisi cuaca dan beban lalu lintas yang berat dan penggunaan Wire Mesh dalam campuran aspal tidak hanya efisien tetapi juga ekonomis dan memberikan nilai tambah bagi konstruksi infrastruktur.

“Inovasi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan akan struktur jalan yang lebih kokoh di Indonesia. Sebagai negara berkembang dengan proyek infrastruktur yang sangat intens, teknologi ini menjadi salah satu solusi dalam menekan biaya pemeliharaan jangka panjang,” pungkasnya.

Kegiatan kuliah umum ini di tutup dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Teknik UBL dan dan Fakultas Teknik Universitas Umuslim. Kedua dekan juga bertukar cenderamata sebagai kenang-kenangan dimana Dr. Romaynoor turut menyerahkan dua buah buku ajar hasil karyanya, “Rumahku Proyekku” dan “Parkir & Antrian dalam Teknik Sipil”, kepada Dr. Any Nurhasanah, ST., MT., Ketua Program Studi Teknik Sipil UBL. (Red)