Bandarlampung, – (BN.Net) Dalam upaya mengatasi keselarasan generasi muda di sektor pertanian serta menumbuhkan minat mereka untuk berkarir di bidang pangan dan pertanian, Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesiabersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Gerakan Pramuka, dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menginisiasi program pemberdayaan generasi muda melalui proyek di bawah modalitas program TCP dengan kode TCP INS 3908.
Program ini dirancang untuk membekali generasi muda dengan keterampilan dalam budi daya dan usaha tani, serta mendorong penerapan teknologi pertanian modern melalui konsep smart farming.
Sebagai bagian dari rangkaian program tersebut, akan dilaksanakan pelatihan budi daya dan usaha tani, serta pembangunan kebun percontohan yang menerapkan pendekatan smart farming sebagai salah satu sub-sistem utama. Pelatihan tahap pertama telah sukses dilaksanakan di Cibubur, sementara pelatihan tahap kedua akan segera digelar di Lampung. Untuk memastikan tercapainya program di Lampung, FAO Indonesia melakukan kunjungan ke Politeknik Negeri Lampung (Polinela) dalam rangka identifikasi penyedia layanan yang akan membangun kebun percontohan serta tenaga pengajar yang akan terlibat dalam pelatihan.
Dalam kunjungan tersebut, seluruh jajaran direktur Polinela turut hadir, termasuk Direktur Polinela, Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si.,. Kehadiran mereka menegaskan komitmen Polinela dalam mendukung program ini dan menunjukkan kesiapan institusi dalam memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pertanian berbasis teknologi. Polinela siap menyediakan sumber daya manusia, fasilitas, serta pendampingan teknis bagi peserta pelatihan guna memastikan program ini berjalan optimal dan berkelanjutan.
Indonesia telah menjadi anggota FAO sejak tahun 1948, dengan kantor perwakilan FAO di Indonesia yang Didirikan pada tahun 1978. Kolaborasi antara FAO dan Indonesia mencakup berbagai sektor, termasuk pangan, pertanian, perikanan, dan kehutanan. Kunjungan FAO ke Polinela mencerminkan pentingnya sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan organisasi internasional dalam mencetak generasi muda yang kompeten dan siap menghadapi tantangan sektor pertanian di masa depan.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan akan semakin banyak generasi muda yang tertarik dan memiliki keterampilan di bidang pertanian, sehingga dapat berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional serta pengembangan sektor agribisnis yang berkelanjutan. (***)