Riana Sari Arinal Siapkan Ruang Bagi Pelaku Ekonomi untuk Berkreasi, Berproduksi dan Bertransaksi.

Bandar Lampung,- BeritaNatural.Net –Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Taufik Hidayat, bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung Ibu Riana Sari Arinal meresmikan Pasar Kreatif dan Seni Provinsi Lampung di PKOR Way Halim, Senin (24/8/2020).

Peresmian Pasar Kreatif dan Seni yang dikemas dalam kegiatan pembukaan Lampung Ekraf Berjaya 2020 ini menjadi bukti kepedulian Pemprov Lampung dan Dekranasda dalam menyiapkan ruang dan sarana bagi para pelaku ekonomi kreatif dalam berkreasi, berproduksi dan bertransaksi.

“Saya optimis Pasar Kreatif dan Seni Lampung ini akan menjadi pasar yang dikenal masyarakat dan diminati untuk membeli produk dan jasa ekraf Lampung,” ujar Taufik.

Taufik berharap semua stakeholder ekraf memberikan dukungan untuk pengembangan ekraf di Provinsi Lampung.

“Ini juga guna menggerakkan perekonomian sehingga menjadi tulang punggung ekononi masyarakat menuju Lampung Berjaya,” katanya.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Provinsi Lampung Ibu Riana Sari Arinal mengatakan Pasar Kreatif dan Seni ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Daerah dalam mendorong perkembangan ekonomi kreatif Lampung.

“Melalui penyediaan ruang dan sarana kreatif agar para pelaku ekonomi kreatif dapat berkreasi, berproduksi dan bertransaksi di tempat ini,” ujar Ibu Riana Sari Arinal.

Ibu Riana berharap keberadaan Pasar Kreatif dan Seni Provinsi Lampung untuk dapat dimaksimalkan. “Bukan suatu hal yang mustahil bila suatu saat lokasi ini akan menjadi salah satu destinasi wisata Provinsi Lampung, tempat di mana wisatawan dapat menemukan ke-khasan dan keunikan daerah Lampung dalam berbagai bentuk karya dan seni,” katanya.

Menurutnya, hal tersebut akan terwujud apabila Pasar Kreatif dan Seni ini dapat dikelola dengan baik dan menerapkan Sapta Pesona Pariwisata (7 unsur pariwisata).

BACA JUGA:  Mingrum Gumay Menerima Kunjungan Silaturahmi BNNP Lampung

“Yakni Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan serta tidak lupa menerapkan Protokol Kesehatan,” ujarnya.

Riana mengatakan Pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah telah berusaha keras menanggulangi dampak ekonomi dengan berbagai program.

Salah satunya dengan penguatan ekonomi kreatif, UMKM dan koperasi melalui pengembangan sentra-sentra ekonomi kreatif berbasis sumberdaya dan keunggulan lokal.

“Ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari suatu ide atau gagasan kekayaan intelektual, yang dapat memberikan dampak sosial yang luas dalam mensejahterakan masyarakat,” katanya.

Ibu Riana menyebutkan saat ini di Indonesia dikembangkan 16 subsektor ekonomi kreatif yaitu Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fashion, Film-Animasi Video dan Fotografi.
Kemudian, Periklanan, Kriya (Kerajinan Tangan), Kuliner, Musik dan Aplikasi.

Kemudian, Pengembangan Permainan, Penerbitan, Seni Pertunjukan, SeniRupa, Televisi dan Radio. Menurut Riana, kerajinan dan fashion menjadi bagian dari ke-16 subsektor dalam ekonomi kreatif yang sangat mendukung dalam meningkatkan kreativitas dan inovasi.

“Sebagaimana yang baru-baru ini telah dilaksanakan yaitu Lomba Desain Kaway Plastik New Normal,” ujarnya.
Kaway plastik ini, kata Ibu Riana merupakan sebuah terobosan baru di bidang fashion yang dilatarbelakangi oleh kondisi pandemi covid-19. “Memadukan Alat Pelindung Diri dengan Tapis Lampung sehingga menjadi produk yang fashionable,” katanya.

Melalui penyelenggaraan lomba tersebut, Ibu Riana mengajak seluruh kalangan untuk tetap semangat dan berinovasi bahkan di tengah-tengah situasi yang sulit. “Dan saya bersyukur penyelenggaraan Lomba ini mendapat sambutan yang baik dari para desainer Lampung maupun luar Lampung dan masyarakat luas,” ujarnya.

Selain itu, masih kata Ibu Riana, yakni dilaunching Toples dengan motif batik khas Lampung yaitu motif sembage.
Toples ini dihiasi berbagai macam pantun yang ditulis sendiri serta dilengkapi tanda tangan Ibu Riana Sari Arinal yang diberi nama Toples Sembage peduli UMKM.

BACA JUGA:  Mengungkap Tabir Dalam Pengembangan Perkara Yang Dilakukan Oleh KPK : Antara OPINI & FAKTA

“Toples ini telah diberikan kepada OPD dan Kantor Swasta yang nantinya akan diisi dengan produk-produk UMKM berupa camilan khas Lampung seperti keripik pisang, keripik singkong, marning, klanting dan lain-Iain. Selanjutnya kepada OPD diharapkan akan setia mengisi toples tersebut dengan produk UMKM makanan Lampung,” katanya.

Riana mengatakan Kreativitas fashion dalam bentuk kaway plastik dan kriya dalam bentuk toples Sembage memiliki kekuatan yang bersumber pada kekayaan kearifan lokal. “Ini dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses kreasi dan karya produktif,” katanya.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekraf Provinsi Lampung Edarwan mengatakan keberadaan Pasar Kreatif dan Seni ini sendiri sangat mendukung dunia pariwisata.

“Kita ingin menjadikan Pasar Kreatif dan Seni ini suatu destinasi wisata, jadi bagaimana kita mengundang wisatawan datang ke Lampung, salah satu destinasi wisatanya ada Pasar Kreatif dan Seni yang didalamnya ada 16 sub sektor,” ujar Edarwan.

Menurut Edarwan, Pasar Kreatif dan Seni ini juga menjadi salah satu persyaratan dari pemerintah pusat untuk menjadikan Lampung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia.

“Terimakasih kepada Bapak Gubernur diberikannya pengelolaan Pasar Kreatif dan Seni ini, dalam rangka membangun suatu ekositem ekonomi kreatif. Ini juga menjadi salah satu syarat untuk kita bisa menjadi kota kreatif,” katanya.

Edarwan juga meminta dukungan dari Ibu Riana Sari dan para pelaku ekonomi kreatif yang ada di Provinsi Lampung untuk mengembangkan Pasar Kreatif dan Seni.

“Karena kami yakin potensi ini cukup besar untuk bisa kita kembangkan,” katanya.
Dengan hadirnya Pasar Kreatif dan Seni, Edarwan mengatakan untuk menunjukkan bahwa Lampung siap dengan pariwisata dan ekraf untuk menerima wisatawan.
Acara ini turut dihadiri Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota, anggota Forkopimda dan para Kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung. (Adpim)